Horeee! Sebentar lagi bulan puasa datang. Kamu pasti seneng banget kan menyambut bulan penuh berkah ini? Udah siap-siap belum? Hutang puasa yang kemarin sudah dibayar belum? Hayo!
Selain persiapan tersebut, bulan yang penuh hikmah ini juga nggak ada salahnya kalau disambut dengan ritual tertentu. Di Indonesia sendiri ada beberapa daerah yang mempunyai ritual atau tradisi unik dalam menyambut bulan puasa. Kira-kira tradisi unik apa ya yang ada di Indonesia? Kita simak bareng-bareng yuk!
1. Nyadran
Bagi sebagian orang, mendoakan keluarga yang sudah meninggal merupakan salah satu cara untuk mengenang mereka. Hal ini juga dilakukan masyarakat untuk menyambut Ramadan di beberapa daerah, antara lain Jawa Barat. Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Tradisi yang disebut Nyadran ini biasanya dilakukan setiap hari ke-10 pada bulan Rajab. Masyarakat yang melakoni tradisi ini akan pergi berziarah ke makam keluarga mereka. Setelah itu mereka akan berkumpul di masjid atau mushalla kampung untuk makan bersama. Tradisi Nyadran ini dimulai di jaman Walisongo sebagai bentuk akulturasi antara budaya Islam dan Jawa yang kental akan pengaruh animisme saat itu.
2. Munggahan
Mendekati Bulan Ramadan kamu pasti sering banget kan menerima broadcast atau pesan singkat yang berisi permintaan maaf? Kalau di daerah Jawa Barat, terutama Suku Sunda, mereka saling bermaaf-maafan secara langsung. Tradisi bermaaf-maafan ini akrab dengan nama Munggahan.
Dalam tradisi ini seluruh anggota keluarga berkumpul untuk makan bersama di tempat wisata, pegunungan atau bukit-bukit. Waktu pelaksanaanya adalah satu hari sebelum puasa atau di hari pertama Bulan Ramadan. Munggahan berasal dari kata ‘munggah’ yang artinya naik. Lewat tradisi ini Suku Sunda berharap mereka menjadi pribadi yang lebih baik selama dan sesudah Bulan Ramadan.
3. Apeman
Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta untuk menyambut kedatangan bulan suci Ramadan. Penyelenggaraannya pun dikemas dengan unik, yaitu membuat apem secara massal di sepanjang Jalan Malioboro.
Apem-apem ini boleh dinikmati secara gratis oleh semua orang yang melintas di Jalan Malioboro tanpa terkecuali, bahkan wisatawan asing pun. Lewat kue apem, tradisi ini bertujuan untuk meminta maaf atas dosa-dosa yang pernah dilakukan. Kue apem sendiri jika dilihat dari asal katanya berasal dari kata ‘Afwan’ dalam bahasa arab yang berarti maaf.
4. Balimau
Tradisi Balimau ini dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat Minang, Sumatera Barat. Balimau dalam bahasa Indonesia berarti ‘berlimau’ digelar beberapa hari sebelum Ramadan.
Mereka menggunakan limau untuk mencuci rambut yang kemudian dilanjutkan dengan mandi bersama. Waktu mandi bersama ini adalah dari mulai matahari terbit hingga matahari terbenam. Esensi dari tradisi ini adalah membersihkan diri secara lahir dan batin agar siap menjalani ibadah puasa.
5. Nyorog
Tradisi Nyorog ini dilakoni oleh masyarakat Betawi. Setiap akan datang Bulan Ramadan mereka mengantarkan bingkisan ke orang-orang terdekat. Bingkisannya bisa berupa makanan yang sudah jadi atau bahan mentah.
Biasanya bahan makanan yang sering dikirimkan, yaitu daging kerbau, ikan bandeng, kopi, susu, gula, sirup, dan lainnya. Dengan adanya tradisi Nyorog ini, masyarakat Betawi dapat tetap menjaga silaturahmi dan kedekatan antar anggota keluarga, kerabat, atau tetangga dekat. Meskipun istilah Nyorog sudah mulai pudar, tapi tradisi saling mengantar bingkisan ini masih dilakukan oleh masyarakat Betawi.
Nah, itulah tradisi unik di Indonesia dalam menyambut Bulan Ramadan. Bulan yang penuh berkah ini memang layak mendapat sambutan dari kita. Namun, tak perlulah menyambut Bulan Ramadan secara berlebihan. Menyiapkan diri saja sudah cukup untuk menyambut bulan suci ini.
Selain persiapan tersebut, bulan yang penuh hikmah ini juga nggak ada salahnya kalau disambut dengan ritual tertentu. Di Indonesia sendiri ada beberapa daerah yang mempunyai ritual atau tradisi unik dalam menyambut bulan puasa. Kira-kira tradisi unik apa ya yang ada di Indonesia? Kita simak bareng-bareng yuk!
1. Nyadran
Bagi sebagian orang, mendoakan keluarga yang sudah meninggal merupakan salah satu cara untuk mengenang mereka. Hal ini juga dilakukan masyarakat untuk menyambut Ramadan di beberapa daerah, antara lain Jawa Barat. Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Tradisi yang disebut Nyadran ini biasanya dilakukan setiap hari ke-10 pada bulan Rajab. Masyarakat yang melakoni tradisi ini akan pergi berziarah ke makam keluarga mereka. Setelah itu mereka akan berkumpul di masjid atau mushalla kampung untuk makan bersama. Tradisi Nyadran ini dimulai di jaman Walisongo sebagai bentuk akulturasi antara budaya Islam dan Jawa yang kental akan pengaruh animisme saat itu.
2. Munggahan
Mendekati Bulan Ramadan kamu pasti sering banget kan menerima broadcast atau pesan singkat yang berisi permintaan maaf? Kalau di daerah Jawa Barat, terutama Suku Sunda, mereka saling bermaaf-maafan secara langsung. Tradisi bermaaf-maafan ini akrab dengan nama Munggahan.
Dalam tradisi ini seluruh anggota keluarga berkumpul untuk makan bersama di tempat wisata, pegunungan atau bukit-bukit. Waktu pelaksanaanya adalah satu hari sebelum puasa atau di hari pertama Bulan Ramadan. Munggahan berasal dari kata ‘munggah’ yang artinya naik. Lewat tradisi ini Suku Sunda berharap mereka menjadi pribadi yang lebih baik selama dan sesudah Bulan Ramadan.
3. Apeman
Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta untuk menyambut kedatangan bulan suci Ramadan. Penyelenggaraannya pun dikemas dengan unik, yaitu membuat apem secara massal di sepanjang Jalan Malioboro.
Apem-apem ini boleh dinikmati secara gratis oleh semua orang yang melintas di Jalan Malioboro tanpa terkecuali, bahkan wisatawan asing pun. Lewat kue apem, tradisi ini bertujuan untuk meminta maaf atas dosa-dosa yang pernah dilakukan. Kue apem sendiri jika dilihat dari asal katanya berasal dari kata ‘Afwan’ dalam bahasa arab yang berarti maaf.
4. Balimau
Tradisi Balimau ini dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat Minang, Sumatera Barat. Balimau dalam bahasa Indonesia berarti ‘berlimau’ digelar beberapa hari sebelum Ramadan.
Mereka menggunakan limau untuk mencuci rambut yang kemudian dilanjutkan dengan mandi bersama. Waktu mandi bersama ini adalah dari mulai matahari terbit hingga matahari terbenam. Esensi dari tradisi ini adalah membersihkan diri secara lahir dan batin agar siap menjalani ibadah puasa.
5. Nyorog
Tradisi Nyorog ini dilakoni oleh masyarakat Betawi. Setiap akan datang Bulan Ramadan mereka mengantarkan bingkisan ke orang-orang terdekat. Bingkisannya bisa berupa makanan yang sudah jadi atau bahan mentah.
Biasanya bahan makanan yang sering dikirimkan, yaitu daging kerbau, ikan bandeng, kopi, susu, gula, sirup, dan lainnya. Dengan adanya tradisi Nyorog ini, masyarakat Betawi dapat tetap menjaga silaturahmi dan kedekatan antar anggota keluarga, kerabat, atau tetangga dekat. Meskipun istilah Nyorog sudah mulai pudar, tapi tradisi saling mengantar bingkisan ini masih dilakukan oleh masyarakat Betawi.
Nah, itulah tradisi unik di Indonesia dalam menyambut Bulan Ramadan. Bulan yang penuh berkah ini memang layak mendapat sambutan dari kita. Namun, tak perlulah menyambut Bulan Ramadan secara berlebihan. Menyiapkan diri saja sudah cukup untuk menyambut bulan suci ini.
Tag :
Serba Serbi